Penjabaran Diftong serta Ciri dan Contoh-contoh diftong ai, au, oi

Berjumpa kembali di gurungapak, blog yang membicarakan mengenai dunia pendidikan khususnya pendidikan Bahasa Indonesia. Semoga para pembaca setia dimanapun berada selalu melestarikan budaya membaca.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membicarakan mengenai Difotong. Apa itu diftong? dan bagaimana ciri serta contohnya secara langsung, akan kita bicarakan di sini. Perlu diingat bukan Di[F]tong sampah (tanpa huruf F ditengahnya) akan tetapi DIFTONG. Kata bahas satu persatu terlebuh dahulu.

Berjumpa kembali di gurungapak, blog yang membicarakan mengenai dunia pendidikan khususnya pendidikan Bahasa Indonesia. Semoga para pembaca setia dimanapun berada selalu melestarikan budaya membaca.  Pada kesempatan kali ini, kita akan membicarakan mengenai Difotong. Apa itu diftong? dan bagaimana ciri serta contohnya secara langsung, akan kita bicarakan di sini. Perlu diingat bukan Di[F]tong sampah (tanpa huruf F ditengahnya) akan tetapi DIFTONG. Kata bahas satu persatu terlebuh dahulu.      Pengertian Diftong adalah dua vokal yang diucapkan secara bersama-sama atau sekaligus. Dapat juga di artikan bahwa diftong merupakan gabungan bunyi dalam suku kata dan penggabungan yang dimaksud adalah penggabungan huruf vokal dengan /w/ atau /y/. Untuk memperjelasnya kita aplikasikan langsung diftong /w/ ini, yakni pada kata 'kalaw' merupakan diftong untuk kata kalau dikarenakan ada gabungan vokal dengan /w/ masih dalam satu suku kata. Perhatikan juga pada kata 'mau' apakah ini juga termasuk diftong? jawabannya BUKAN. Lantas kenapa kata mau bukan termasuk diftong?. Karena masing-masing kata termasuk kedalam dua suku kata yang berbeda yakni /ma-u/. Bahasa Indonesia standar mempunyai tiga diftong, yaitu /ay/,/ aw/, dan /oy/. Diftong-diftong tersebut diwakili oleh dua huruf vokal, yaitu ai, aw, dan oi. Tiga kata berikut adalah contoh kata dalam bahasa Indonesia yang mengandung diftong: sungai, galau, dan koboi. Pengucapan kata-kata tersebut adalah [sungay], [galaw], dan [koboy]. Dalam kata yang mengandung diftong tersebut, kita dapat merasakan perubahan “warna bunyi’ [a] pada kata sungai dan galau ke arah bunyi semi vokal [y] dan [w] dan perubahan “warna bunyi’ [o] ke arah semi vokal [y] pada kata koboi.  Dalam penyukuan dan pemenggalan kata, diftong merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisah. Jadi, jika kata sungai, galau, dan koboi disukukatakan atau dipenggal, hasilnya tidak boleh su-nga-i, ga-la-u, dan ko-bo-i, melainkan su-ngai, ga-lau, dan ko-boi. Contoh kata lainnya yang mengandung diftong adalah kacau, bangau, balai, katai, semai, amboi, gurau, dan tupai. Contoh lainnya silakan Anda cari sendiri.  Bagaimana dengan deret vokal? Seperti yang telah dijelaskan. Deret vokal adalah dua vokal yang diucapkan dengan tekanan yang sama dan tiap vokalnya menjadi bagian suku kata yang berbeda. Berikut adalah kata-kata yang mengandung deret vokal: mau, tiup, daun, koi, dua, suap, beo, gaet, dan puasa. Dalam kata-kata itu terdapat bunyi-bunyi vokal yang berderet, yaitu /au/, /iu/, /oi/, /ua/, /eo/, dan /ae/. Tiap-tiap vokal dalam deret vokal diucapkan dengan tekanan yang seimbang dan hembusan nafas yang berbeda. Jika, kata-kata tersebut disukukatakan maka hasilnya adalah ma-u, ti-up, da-un, ko-i, du-a, su-ap, be-o, ga-et dan pu-a-sa.  Ciri diftong adalah waktu diucapkan posisi lidah yang satu dengan yang lain saling berbeda.  1. Diftong Naik (Rising Diftong) (ai,au,oi)  Diftong naik (rising diphtongs) adalah jika vocal yang kedua diucapkan dengan posisi lidah lebig tinggi daripada yang pertama. Diftong ini juga dapat disebut diftong menutup (closing diphtongs). Berikut diurakan diftong naik dalam bahasa Indonesia, Semende, Banjar Hulu, Madura, Jawa, dan Bahasa Inggris.  a. Diftong naik bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai 3 jenis diftong naik, yaitu: 1). Diftong naik menutup-maju (aI), contohnya: pakai, lalai, pandai, nilai, tupai, sampai. 2). Diftong naik sampai menutup maju ( oi ). Contohnya: amboi, sepoi-sepoi. 3). Diftong naik menutup-mundur ( au ). Contohnya : Saudara, saudagar, lampau, surau, pulau, kacau.  b). Diftong naik bahasa Semende Bahasa Semende mempunyai 4 jenis diftong naik, Yaitu: 1. Diftong naik menutup-maju (ai), contohnya: bai hewan bibit betina , empai “baru”, petai “patai”. 2. Diftong naik menutup-maju (oi), contohnya : baloi ‘ seri’, apoi ‘sejenis penyakit, keloi’tali rami’. 3. Diftong naik menutup-mundur (au), contohnya: pantau ‘panggil’, limau ‘jeruk’, parau’serak’. 4. Diftong naik menutup-maju (oU), contohnya : sembou’sembur’, kapou’kapur’.  c). Diftong naik Bahasa Banjar Hulu Bahasa banjar hulu adalah bahasa ibu bagi penduduk propinsi Kalimantan Selatan bagian utara. Ada 3 jenis diftong naik dalam bahasa Banjar Hulu: 1. Diftong naik-menutup-maju (ai), contohnya : mamai ‘omei’, pakai ‘pakai’, kunai ‘nanti’, balanai ‘belanga’. 2. Diftong naik-menutup-maju (ui), contohnya : kuitan ‘orang tua’, bangkui ‘ orang hutan’, pului ‘terbuka’, ruput ‘ remuk’. 3. Diftong naik-menutup-mundur (aU), contohnya: sauda ‘ tidak’, mamu ‘hilang’, pakau’ ikat’, pulau ‘pulau’, badau ‘luka besar’.  d). Diftong naik Bahasa Madura ada 3 jenis diftong dalam bahasa madura, yaitu : 1. Diftong naik menutup-maju (ai), contohnya: songai ‘sungai’, anggai ‘orong-orong, barakai ‘biawak’. 2. Diftong naik-menutup-maju (oi), contohnya: soroi’sisir’, aloi ‘basi’(makanan). 3. Diftong naik-menutup-maju (ui), contohnya: kerbui ‘kerbau’, anggui ‘pakai, galui ‘ aduk’.  Dalam bahasa Madura hanya mempunyai diftong naik, sedangkan diftong turun tidak terdapat dalam bahasa ini.  e). Diftong naik bahasa Jawa terdapat satu jenis diftong naik pada kata-kata afektif atau kata-kata yang bernilai kadar rasa dalam bahasa jawa (cf. Sudaryanto dkk., 1982:25 dan 28), yaitu diftong naik-menutup-maju[ui], contonya : uijo, ‘sangat hijau’, uireng ‘sangat hitam’, cuilik, ‘sangat kecil’.  Selain diftong naik, dalam bahasa Jawa terdapat juga diftong turun.  f. Diftong naik bahasa Inggris Bahasa Inggris mempunyai lima jenis diftong naik (cf. Jones,1958:52-62;Ramelan, 1982:78-85), yaitu: 1). Diftong naik-menutup-maju [ai], contohnya: time [taim], like [laik], rice [rais]. 2). Diftong naik-menutup-munutup [eI], contohnya: day [del], late [leIt], base [beIs]. 3). Diftong naik-menutup-mundur [aU], contohnya: boy [boi], coy [koi].  4). Diftong naik-manutup-mundur [aU], contohnya: how [haU], now [naU], sow [saU]. 5). Diftong naik-menutup-maju [oU], contohnya: go [gou], tone [toun], code [koud]. Selain diftong naik, dalam bahasa ingggris terdapat juga diftong turun.  Diftong Turun (Falling Diphtongs)  Diftong turun (falling diptongs) adalah jika justru posisi lidah yang kedua diucapakan lebih rendah dari pada yang pertama. Diuraikan diftong turun dalam bahasa Semende, jawa, dan bahasa Inggris.  a. Diftong bahasa Semende Dalam bahasa Semende terdapat juga diftong turun-membuka-mundur [IU], contohnya; iu ‘ah’, empiu-empiu ‘puput batang padi’, endui ‘kata seru untuk menakut-nakuti’. b. Diftong turun bahasa jawa Dalam bahasa jawa terdapat empat jenis diftong turun, yaitu: 1). Diftong turun-membuka-maju [ua], contohnya: muarem ‘ sangat puas’, uadoh ‘ sagat jauh’, uanteng ‘ sangat tenang’. 2). Diftong turun-membuka- maju [uo], contohnya: uelek ‘sangat jelek’, uenteng’ sangat ringan’, ngueyel ‘ sagat tetap mempertahanka pendiriannya’. 3). Diftong turun-membuka- mundur [uo], contohnya: luara ‘ sangat sakit’, duawa ‘sangat panjang’. 4). Diftong turun-membuka- memusat [u ], contohnya: uempuk ‘sangat lunak’, guedhe ‘sangat besar’.  c. Diftong turun bahasa inggris Ada dua jenis diftong turun yaitu diftong turun-membuka-memusat [i ], contohnya ear [i ]: dan diftong turun-membuka-memusat [u ], contohnya: poor [phu ]. Contoh diftong  1. Diftong /au/, pengucapannya [aw]  [Harimaw] /harimau/ [Kerbaw] /kerbau/ Maimbau/[maimbaw]‘memanggil’ Harimau/[harimaw]‘harimau’  2. Diftong /ai/, pengucapannya [ay]  [Santay] /santai/ [Sungay] /sungai/ Balai/[balay]‘pasar’ Kajai/[kajay]‘karet’ Kodai/[koday]‘warung’ Marapulai/[marapulay]‘pengantinlaki-laki’ Potai/[potay]‘petai’  3. Diftong /oi/, pengucapannya [oy].  [Amboy] /amboi/ [Asoy] /asoi/ Kobou/ [kob?w] ‘kerbau’ Limou/ [limow] ‘jeruk,  Demikian pembahasan mengenai Penjabaran diftong serta ciri dan contoh diftong ai, au, oi. Semoga menambah wawasan kita dan pastinya memperkaya pengetahuan kita. Semoga bermanfaat dan salam gurungapak!


Pengertian Diftong adalah dua vokal yang diucapkan secara bersama-sama atau sekaligus. Dapat juga di artikan bahwa diftong merupakan gabungan bunyi dalam suku kata dan penggabungan yang dimaksud adalah penggabungan huruf vokal dengan /w/ atau /y/. Untuk memperjelasnya kita aplikasikan langsung diftong /w/ ini, yakni pada kata 'kalaw' merupakan diftong untuk kata kalau dikarenakan ada gabungan vokal dengan /w/ masih dalam satu suku kata. Perhatikan juga pada kata 'mau' apakah ini juga termasuk diftong? jawabannya BUKAN. Lantas kenapa kata mau bukan termasuk diftong?. Karena masing-masing kata termasuk kedalam dua suku kata yang berbeda yakni /ma-u/.

Bahasa Indonesia standar mempunyai tiga diftong, yaitu /ay/,/ aw/, dan /oy/. Diftong-diftong tersebut diwakili oleh dua huruf vokal, yaitu ai, aw, dan oi. Tiga kata berikut adalah contoh kata dalam bahasa Indonesia yang mengandung diftong: sungai, galau, dan koboi. Pengucapan kata-kata tersebut adalah [sungay], [galaw], dan [koboy]. Dalam kata yang mengandung diftong tersebut, kita dapat merasakan perubahan “warna bunyi’ [a] pada kata sungai dan galau ke arah bunyi semi vokal [y] dan [w] dan perubahan “warna bunyi’ [o] ke arah semi vokal [y] pada kata koboi.

Dalam penyukuan dan pemenggalan kata, diftong merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisah. Jadi, jika kata sungai, galau, dan koboi disukukatakan atau dipenggal, hasilnya tidak boleh su-nga-i, ga-la-u, dan ko-bo-i, melainkan su-ngai, ga-lau, dan ko-boi. Contoh kata lainnya yang mengandung diftong adalah kacau, bangau, balai, katai, semai, amboi, gurau, dan tupai. Contoh lainnya silakan Anda cari sendiri.

Bagaimana dengan deret vokal? Seperti yang telah dijelaskan. Deret vokal adalah dua vokal yang diucapkan dengan tekanan yang sama dan tiap vokalnya menjadi bagian suku kata yang berbeda. Berikut adalah kata-kata yang mengandung deret vokal: mau, tiup, daun, koi, dua, suap, beo, gaet, dan puasa. Dalam kata-kata itu terdapat bunyi-bunyi vokal yang berderet, yaitu /au/, /iu/, /oi/, /ua/, /eo/, dan /ae/. Tiap-tiap vokal dalam deret vokal diucapkan dengan tekanan yang seimbang dan hembusan nafas yang berbeda. Jika, kata-kata tersebut disukukatakan maka hasilnya adalah ma-u, ti-up, da-un, ko-i, du-a, su-ap, be-o, ga-et dan pu-a-sa.

Ciri diftong adalah waktu diucapkan posisi lidah yang satu dengan yang lain saling berbeda.

1. Diftong Naik (Rising Diftong) (ai,au,oi)

Diftong naik (rising diphtongs) adalah jika vocal yang kedua diucapkan dengan posisi lidah lebig tinggi daripada yang pertama. Diftong ini juga dapat disebut diftong menutup (closing diphtongs). Berikut diurakan diftong naik dalam bahasa Indonesia, Semende, Banjar Hulu, Madura, Jawa, dan Bahasa Inggris.

a. Diftong naik bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia mempunyai 3 jenis diftong naik, yaitu:
1). Diftong naik menutup-maju (aI), contohnya: pakai, lalai, pandai, nilai, tupai, sampai.
2). Diftong naik sampai menutup maju ( oi ). Contohnya: amboi, sepoi-sepoi.
3). Diftong naik menutup-mundur ( au ). Contohnya : Saudara, saudagar, lampau, surau, pulau, kacau.

b). Diftong naik bahasa Semende
Bahasa Semende mempunyai 4 jenis diftong naik, Yaitu:
1. Diftong naik menutup-maju (ai), contohnya: bai hewan bibit betina , empai “baru”, petai “patai”.
2. Diftong naik menutup-maju (oi), contohnya : baloi ‘ seri’, apoi ‘sejenis penyakit, keloi’tali rami’.
3. Diftong naik menutup-mundur (au), contohnya: pantau ‘panggil’, limau ‘jeruk’, parau’serak’.
4. Diftong naik menutup-maju (oU), contohnya : sembou’sembur’, kapou’kapur’.

c). Diftong naik Bahasa Banjar Hulu
Bahasa banjar hulu adalah bahasa ibu bagi penduduk propinsi Kalimantan Selatan bagian utara.
Ada 3 jenis diftong naik dalam bahasa Banjar Hulu:
1. Diftong naik-menutup-maju (ai), contohnya : mamai ‘omei’, pakai ‘pakai’, kunai ‘nanti’, balanai ‘belanga’.
2. Diftong naik-menutup-maju (ui), contohnya : kuitan ‘orang tua’, bangkui ‘ orang hutan’, pului ‘terbuka’, ruput ‘ remuk’.
3. Diftong naik-menutup-mundur (aU), contohnya: sauda ‘ tidak’, mamu ‘hilang’, pakau’ ikat’, pulau ‘pulau’, badau ‘luka besar’.

d). Diftong naik Bahasa Madura
ada 3 jenis diftong dalam bahasa madura, yaitu :
1. Diftong naik menutup-maju (ai), contohnya: songai ‘sungai’, anggai ‘orong-orong, barakai ‘biawak’.
2. Diftong naik-menutup-maju (oi), contohnya: soroi’sisir’, aloi ‘basi’(makanan).
3. Diftong naik-menutup-maju (ui), contohnya: kerbui ‘kerbau’, anggui ‘pakai, galui ‘ aduk’.

Dalam bahasa Madura hanya mempunyai diftong naik, sedangkan diftong turun tidak terdapat dalam bahasa ini.

e). Diftong naik bahasa Jawa
terdapat satu jenis diftong naik pada kata-kata afektif atau kata-kata yang bernilai kadar rasa dalam bahasa jawa (cf. Sudaryanto dkk., 1982:25 dan 28), yaitu diftong naik-menutup-maju[ui], contonya : uijo, ‘sangat hijau’, uireng ‘sangat hitam’, cuilik, ‘sangat kecil’.

Selain diftong naik, dalam bahasa Jawa terdapat juga diftong turun.

f. Diftong naik bahasa Inggris
Bahasa Inggris mempunyai lima jenis diftong naik (cf. Jones,1958:52-62;Ramelan, 1982:78-85), yaitu:
1). Diftong naik-menutup-maju [ai], contohnya: time [taim], like [laik], rice [rais].
2). Diftong naik-menutup-munutup [eI], contohnya: day [del], late [leIt], base [beIs].
3). Diftong naik-menutup-mundur [aU], contohnya: boy [boi], coy [koi].

4). Diftong naik-manutup-mundur [aU], contohnya: how [haU], now [naU], sow [saU].
5). Diftong naik-menutup-maju [oU], contohnya: go [gou], tone [toun], code [koud].
Selain diftong naik, dalam bahasa ingggris terdapat juga diftong turun.

Diftong Turun (Falling Diphtongs)


Diftong turun (falling diptongs) adalah jika justru posisi lidah yang kedua diucapakan lebih rendah dari pada yang pertama. Diuraikan diftong turun dalam bahasa Semende, jawa, dan bahasa Inggris.

a. Diftong bahasa Semende
Dalam bahasa Semende terdapat juga diftong turun-membuka-mundur [IU], contohnya; iu ‘ah’, empiu-empiu ‘puput batang padi’, endui ‘kata seru untuk menakut-nakuti’.

b. Diftong turun bahasa jawa
Dalam bahasa jawa terdapat empat jenis diftong turun, yaitu:
1). Diftong turun-membuka-maju [ua], contohnya: muarem ‘ sangat puas’, uadoh ‘ sagat jauh’, uanteng ‘ sangat tenang’.
2). Diftong turun-membuka- maju [uo], contohnya: uelek ‘sangat jelek’, uenteng’ sangat ringan’, ngueyel ‘ sagat tetap mempertahanka pendiriannya’.
3). Diftong turun-membuka- mundur [uo], contohnya: luara ‘ sangat sakit’, duawa ‘sangat panjang’.
4). Diftong turun-membuka- memusat [u ], contohnya: uempuk ‘sangat lunak’, guedhe ‘sangat besar’.

c. Diftong turun bahasa inggris
Ada dua jenis diftong turun yaitu diftong turun-membuka-memusat [i ], contohnya ear [i ]: dan diftong turun-membuka-memusat [u ], contohnya: poor [phu ].

Contoh diftong

1. Diftong /au/, pengucapannya [aw]

[Harimaw] /harimau/
[Kerbaw] /kerbau/
Maimbau/[maimbaw]‘memanggil’
Harimau/[harimaw]‘harimau’

2. Diftong /ai/, pengucapannya [ay]

[Santay] /santai/
[Sungay] /sungai/
Balai/[balay]‘pasar’
Kajai/[kajay]‘karet’
Kodai/[koday]‘warung’
Marapulai/[marapulay]‘pengantinlaki-laki’
Potai/[potay]‘petai’

3. Diftong /oi/, pengucapannya [oy].


[Amboy] /amboi/
[Asoy] /asoi/
Kobou/ [kob?w] ‘kerbau’
Limou/ [limow] ‘jeruk,

Demikian pembahasan mengenai Penjabaran diftong serta ciri dan contoh diftong ai, au, oi. Semoga menambah wawasan kita dan pastinya memperkaya pengetahuan kita. Semoga bermanfaat dan salam gurungapak!

Silahkan masukan e-mail Anda sekarang, untuk mendapatkan update artikel terbaru (Gratis!):

Delivered by FeedBurner

0 Response to "Penjabaran Diftong serta Ciri dan Contoh-contoh diftong ai, au, oi "

Post a Comment

Terimakasih sudah bersedia berkunjung. Semoga bermanfaat. Silahkan tulis komentar anda di papan komentar. Komentar anda sangat bermanfaat untuk kemajuan artikel-artikel selanjutnya.