Denah atau Pengaturan Tempat Duduk Siswa di Dalam Kelas

Sebagai sorang pendidik, pastinya menginginkan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan tidak monoton dalam proses pembelajaran. Banyak faktor dan strategi yang dapat diterapkan guna menunjang proses belajar mengajar yang menyenangkan dan membuka kesempatan pada siswa untuk lebih aktif melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.

Pendidik yang baik adalah pendidik yang mampu mengelola dan memberikan materi kepada peserta didik dengan banyak cara guna mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Penggunaan metode yang berbeda, adanya interaksi yang terjalin, penguasaan materi yang baik oleh pendidik, adanya selingan permainan guna mengurangi rasa ngantuk dan tidak kondusifnya pelajaran, hingga fariasi dalam penataan tempat duduk siswa. Hal semacam ini merupakan gambaran sederhana mengenai cara pendidik dalam proses belajar mengajar tujuannya agar peserta didik tidak jenuh maupun monoton dalam setiap proses pembelajarannya.

Bayangkan saja mungkin selama enam tahun (untuk jenjang Sekolah Dasar) diberikan metode ceramah saja yang dilakukan didalam kelas, selama 3 tahun (untik jenjang Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas) diberikan diskusi dan banyaknya tugas, maka secara otomatis peserta didik mengalami suatu kejenuhan dalam proses belajar mengajar, hal ini menyebabkan rasa malas untuk fokus belajar, rasa ngantuk, rasa bosan dan jenuh yang pada akhirnya peserta didik cenderung tidak mendengarkan apa yang pendidik terangkan. Mereka cenderung menghayal didalam kelas, cenderung asik bercerita dengan teman sebangku atau curhat lewat secarik kertas dengan perantara teman yang berdekatan untuk menyampaikan pesannya itu kepada teman lain, bisa saja asik menggambar dengan berpura-puran mencatat, atau mainan handphone bagi yang tidak ketahuan membawa handphone dan masih banyak lagi cara siswa menghadapi kejenuhan di dalam kelas dengan suasana yang monoton.

Oleh karena itu, bagaimana cara pendidik menciptakan suasana kelas yang kondusif dan tidak monoton sangat perlu dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung. Salah satu cara yang akan saya bahas pada artikel ini ialah dengan variasi tempat duduk siswa, yang tujuannya menciptakan kesetaraan dan pastinya mengurangi rasa kebosanan saat proses pembelajaran berlangsung. Baiklah, pada artikel kali ini ada beberapa variasi tempat duduk siswa yang mungkin dapat dipraktekan pendidik saat proses belajar mengajar di dalam kelas.

1. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelolah tempat duduk
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
a. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.

b. Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.

c. Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.

d. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.

e. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan tempat duduk
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan yaitu:

  • Ukuran bentuk kelas

Ukuran bentuk kelas yang luas memungkinkan guru untuk mengatur tempat duduk yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh guru tersebut, namun jika luas kelas tidak begitu luas maka akan sulit untuk guru untuk mengatur tempat duduk dan memungkin kan memakai penataan tempat duduk tradisional.
  • Bentuk serta ukuran bangku dan meja

Bentuk serta ukuran meja dan bangku sangat mempengaruhi dalam pentaan tempat duduk jika tempat duduk nya berukuran besar dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas maka sulit bagi guru untuk membentuk penataan tempat duduk yang baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh guru. 
  • Jumlah siswa dalam kelas

Jumlah siswa dalam kelas adalah hal yang terpenting untuk mengelola tempat duduk. Jika didalam kelas tersebut terdapat 40 anak dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas maka hanya penataan tempat duduk tradisional saja yang akan dipakai dalam penataan tempat duduk. Jumlah siswa yang efektif di setiap kelas berkisar antara 20 sampai dengan 30 murid di setiap kelasnya.
  • Jumlah siswa dalam setiap kelompok

Terdapat beberapa pengelolaan tempat duduk yang mengharuskan guru untuk membuat siswa berkelompok, di dalam pengelolan tempat duduk ini jumlah siswa yang baik berkisar antara 5 sampai dengan 6 perkelompoknya dibagi sesuai dengan jumlah siswa yang terdapat dalam kelas tersebut, namun semua itu dapat disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas tersebut.
  • Jumlah kelompok dalam kelas

Jika jumlah kelompok dalam kelas terlalu banyak maka akan menyulitkan guru dalam proses pembelajaran, karena biasanya siswa akan mudah terpecah konsentrasinya mereka sibuk bermain dengan teman-teman nya atau kelas tersebut penuh sesak dengan bangku serta meja yang akan menyulitkan anak untuk bergerak.
  • Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).

Pembagian siswa perkelompok harus memperhatikan jenis kelamin dan kemampuan persiswa. Jika di dalam kelompok hanya berisi perempuan saja maka akan dipastikan kelompok tersebut akan menjadi kelompok yang berisik, atau sebaliknya jika kelompok tersebut beranggotakan siswa laki-laki saja maka akan dipastikan kelompok tersebut akan menjadi kelompok yang pasif. Di dalam pengaturan siswa dalam kelompok harus diliat kemampuan perindividu kelompok tersebut jika didalam tersebut berisi siswa-siswa yang aktif maka kelompok siswa-siswa yang pasif akan terus pasif tidak dapat berkembang.

3. Bentuk-bentuk pengelolaan tempat duduk
 a. Formasi Huruf U

 Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau melihat media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena guru dapat masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi.

 b. Formasi Corak Tim

      Mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran atau oblong di ruang kelas agar memungkinkan anda untuk melakukan interaksi tim. Anda dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika anda melakukan, beberapa peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat anda, papan tulis atau layar


c. Meja Konferensi

 Ini terbaik jika meja relatif persegi panjang. Susunan ini mengurangi pentingnya pengajar dan menambahkan pentingnya peserta didik. Susunan ini dapat membentuk perasaan formal jika pengajar ada pada ujung meja.

d. Lingkaran

 Para peserta didik hanya duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh. Sediakan ruangan yang cukup, sehingga anda dapat menyuruh peserta didik menyusun kursi-kursi mereka secara cepat dalam berbagai susunan kelompok kecil.

e. Kelompok untuk kelompok

 Susunan ini memungkinkan anda melakukan diskusi fishbowl (mangkok ikan) atau untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi aktifitas kelompok. Susunan yang paling khusus terdiri dari dua konsentrasi lingkaran kursi. Atau anda dapat meletakkan meja pertemuan di tengah-tengah, dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar.

f. Workstation

 Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, aktif dimana setiap peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong patner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama

g. Breakout Groupings

 Jika kelas anda cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, letakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Tempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hindarkan penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas sehingga hubungan diantara mereka sulit dijaga.


h. Susunan Chevroun

 Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya tersedia meja oblong, barangkali perlu menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. Dalam susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah.

i. Kelas Tradisional 

 Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja dan kursi, cobalah mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan untuk memungkinkan penggunaan teman belajar. Cobalah membuat nomor genap dari baris-baris dan ruangan yang cukup diantara mereka sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada baris-baris nomor ganjil dapat memutar jursi-kursi mereka melingkar dan membuat persegi panjang dengan pasangan tempat duduk persis di belakang mereka pada baris berikutnya.

j. Audiotorium

 Meskipun auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun masih ada harapan. Jika tempat duduk-tempat duduk itu dapat dengan mudah dipindah-pindah, tempatkanmereka dalam sebuah arc (bagian lingkaran) untuk membentuk hubungan lebih erat dan visibilitas peserta didik.Jika tempat-tempat duduk itu cocok, suruhlah peserta didik agar duduk sedekat mungkin ke pusat. Berlaku asertif terhadap bentuk ini; sekalipun dianggap barisan lepas dari sisi audotorium. Ingatlah : tidak masalah seberapa besar auditorium dan seberapa banyak audien, anda masih dapat memasangkan mereka dan menggunakan aktifitas-aktifitas belajar aktif yang melibatkan

4. Kelebihan dari penataan tempat duduk yang efektif

a.  Aksesibilitas : siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia
b.  Mobilitas : siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas.
c.  Interaksi  : memudahkan terjadi interaksi antara guru dan siswa maupun antar siswa.
d. Variasi kerja siswa: memungkinkan siswa bekerjasama secara perorangan, berpasangan, atau kelompok.

Demikian semoga bermanfaat bagi para pendidik dan calon pendidik. Salam Guru Ngapaka Sejagat!

Silahkan masukan e-mail Anda sekarang, untuk mendapatkan update artikel terbaru (Gratis!):

Delivered by FeedBurner

4 Responses to "Denah atau Pengaturan Tempat Duduk Siswa di Dalam Kelas"

  1. Replies
    1. Makasih mas..agar siswa tidak bosan sengn posisi duduk yang seperti biasanya..hehe

      Delete

Terimakasih sudah bersedia berkunjung. Semoga bermanfaat. Silahkan tulis komentar anda di papan komentar. Komentar anda sangat bermanfaat untuk kemajuan artikel-artikel selanjutnya.