Guru Ngapak- Media massa di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Sejarah yang kelam pernah juga mewarnai perjalanan media massa di tanah air, dimana pada masa Orde Baru kebebasan pers sangat dibatasi dan sangat ketat dalam mengontrol media massa, hal ini terjadi karena ada beberapa alasan. Banyak media massa khususnya koran-koran ditutup oleh pemerintah, karena kritik-kritik dan koreksi kepada pemerintah yang dianggap berlebihan dan kebablasan, yang menyebabkan pemerintah pada masa itu tidak senang. Pada intinya adanya perbedaan sudut pandang antara pemerintah dan rakyat, media sebagai perantara yang memiliki andil besar sebagai alat kontrol sosial dan media informasi kemudian sangat dibatasi.
Namun, seiring berjalannya waktu, media massa di indonesia kian tumbuh pesat. Setelah kebijakan mengenai kebebasan pers dicabut. Banyak media massa yang dengan bebasnya menyuarakan kritik pedas, koreksi kepada penguasa dan saking bebasnya sekarang media beralih fungsi, yang dulu sebagai pengantar informasi dan menyampaikan kritik, koreksi kebijakan, sekarang menjadi suatu alat politik yang punya andil besar sebagai jalan untuk mencapai tahta tertinggi yakni menjadi seorang penguasa.
Kesuksesan media massa dalam menyampaikan suatu berita, tidak lepas dari wartawan atau jurnalis yang menduduki peran besar dalam menggali informasi atas kejadian dan peristiwa yang terjadi. Informasi yang didapatkan dari tempat kejadian dilaporkan dalam bentuk tulisan seperti dimuat dalam koran, majalah dan lainnya, dilaporkan pula dalam liputan khusus yang langsung bisa dikases melalui televisi dan internet.
Berita yang baik yang ditinjau dari isinya merupakan berita yang penyampaiannya tidak membohongi pembaca, juga tidak melintir dari kenyataan yang ada. Dalam arti lain, sebuah berita yang baik hendaknya melaporkan dan menuliskan berita apa adanya, sesuai dengan apa yang terjadi, berita yang baik merupakan berita yang tidak menyimpang dari kejadian nyata.
Penulisan berita harus rasional, logis, sesuai dengan nalar atau akal sehat, berita yang disampaikan juga harus bermutu, harus mengangkat persoalan yang ada dalam masyarakat, harus menyuarakan aspirasi masyarakat, harus memanusiakan manusia, membela hak asasi manusia, dan yang terpenting ialah, bahwa sebuah berita yang bermutu itu tidak hanya isinya, akan tetapi cara mejajikannya yang terpenting. Kalau tidak bermutu, tidak dibaca orang tentunya.
Isi berita bagus, namun cara penulisannya sembarangan, tentu saja terasa hambar. Apalagi dalam menulis dan mengemas berita acak-acakan, ambruladul, tidak akan dibaca orang. Hanya membuang-buang energi dan membuang waktu.
Cermat, mengasilkan sebuah tulisan atau berita yang akurat, bahasa otomatis santun tidak menyakiti hati orang lain khususnya pembaca. Bahasa yang dipakai dalam berita haruslah santun, baik dan benar, menunjukan rasa hormat kepada sumber berita atau pembacanya.
Bahasa menunjukan budaya, sebuah pepatah yang sampai sekarang memang benar adanya bahwa orang yang terpelajar dan bermartabat tidak menuliskan kata-kata jorok, kasar, dan melecehkan orang lain, apabila hal semacam itu dilakukan oleh seseorang ataupun ada di sebuah media massa, maka dapat disimpulkan bahwa orang yang menuliskan hal yang disebutkan tersebut mengindikasikan dan mencerminkan ketidaktakterpelajarkan, atau tidak punya keberadaban.
Tugas wartawan adalah mengangkat dan mengolah peristiwa atau keadaan menjadi berita untuk dikonsumsi oleh masyarakat umum. Berita yang disusun oleh reporter, diperiksa oleh redaktur dan kemudian akan diteruskan ke redaktur pelaksana atau pemimpin redaksi, dan yang terakhir ke bagian penyuntingan yang kemudian baru dipublikasikan. Data-data itu hanyalah sebuah kata-kata, jika caranya pandai dalam menyusun kata, maka otomatis menjadi menarik berita itu, menjadi jernih pesan yang disampaikan, mudah dipahami oleh pembaca, mudah dimengerti. Sebaliknya, apabila susunan kosa katanya kacau, tak karuan maka pesan yang diinformasikan dalam berita tersebut akan berantakan dan menimbulkan makna yang lain bagi para pembaca dalam menangkap informasi yang disampaikan.
Beikut salah satu contoh kalimat juvnalistik:
Pembukaan
Selamat pagi, berjumpa lagi dengan saya Heri dan rekan saya Indra Gunawan di Sekilas Info.
ISI
Pemirsa, Berita pertama yang saya bacakan berawal dari Kediri, Jawa Timur. Sekitar pukul 22:55 WIB , dari arah Gunung Kelud muncul banyak petir yang menyambar-nyambar. Namun, menurut pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), petir yang sering terlihat sekarang ini bukan disebabkan oleh gunung tersebut.Dalam bahasa Inggris, istilah petir yang muncul bersamaan dengan aktivitas gunung berapi yang meninggi disebut dengan nama dirty thunderstorm atau volcanic lightning .
Baik kita telah terhubung dengan rekan saya Heru Indra Wijaya.
Baik terimakasih Heri. Ya pemirsa, saya sekarang berada disalah satu posko pengungsian di kota Kediri, Jawa Timur.
Wawancara
Baik pemirsa sekarang saya bersama dengan Bpk. Sutopo Purwo Nugroho selaku Humas BNPB :
W : Menurut bapak, apa penyebab munculnya petir yang menyambar – nyambar di sekitar lereng Gunung Kelud ?
N : Kilat yang terlihat di langit sekitar Gunung Kelud sekarang ini bukan merupakan hasil dari aktivitas Gunung Kelud yang meningkat, melainkan karena memang pada saat itu terjadi hujan lebat disekitar Belitar, Kediri, dan Malang.
W : Ya, Trimakasih atas waktunya kita kembali ke Studio
Baik Trimakasih Heru.
Setelah Berita Gunung Meletus, Kita beralih ke berita Olahraga yang akan di bawakan oleh rekan saya Indra Gunawan.
Penutup
Berita tadi menutup acara Sekilas Info ini, saya (Heri & Indra Gunawan) dan segenap kru yang bertugas mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa.
Beikut salah satu contoh kalimat juvnalistik:
Pembukaan
Selamat pagi, berjumpa lagi dengan saya Heri dan rekan saya Indra Gunawan di Sekilas Info.
ISI
Pemirsa, Berita pertama yang saya bacakan berawal dari Kediri, Jawa Timur. Sekitar pukul 22:55 WIB , dari arah Gunung Kelud muncul banyak petir yang menyambar-nyambar. Namun, menurut pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), petir yang sering terlihat sekarang ini bukan disebabkan oleh gunung tersebut.Dalam bahasa Inggris, istilah petir yang muncul bersamaan dengan aktivitas gunung berapi yang meninggi disebut dengan nama dirty thunderstorm atau volcanic lightning .
Baik kita telah terhubung dengan rekan saya Heru Indra Wijaya.
Baik terimakasih Heri. Ya pemirsa, saya sekarang berada disalah satu posko pengungsian di kota Kediri, Jawa Timur.
Wawancara
Baik pemirsa sekarang saya bersama dengan Bpk. Sutopo Purwo Nugroho selaku Humas BNPB :
W : Menurut bapak, apa penyebab munculnya petir yang menyambar – nyambar di sekitar lereng Gunung Kelud ?
N : Kilat yang terlihat di langit sekitar Gunung Kelud sekarang ini bukan merupakan hasil dari aktivitas Gunung Kelud yang meningkat, melainkan karena memang pada saat itu terjadi hujan lebat disekitar Belitar, Kediri, dan Malang.
W : Ya, Trimakasih atas waktunya kita kembali ke Studio
Baik Trimakasih Heru.
Setelah Berita Gunung Meletus, Kita beralih ke berita Olahraga yang akan di bawakan oleh rekan saya Indra Gunawan.
Penutup
Berita tadi menutup acara Sekilas Info ini, saya (Heri & Indra Gunawan) dan segenap kru yang bertugas mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa.
Mengutip buku karangan A.M Dewabrata yang berjudul Kalimat Jurnalistik: Panduan Mencermati Kalimat Berita pada halaman XVIII mengatakan,
“Semakin pandai para wartawanya, semakin pandai juga msyarakatnya; semakin bodoh para wartawannya, semakin bodoh masyarakatnya”.
Ucapan yang dirasa tidak berlebihan dan bukan sindiran kepada pers. Wartawan adalah pendidik bagi para masyarakatnya. Jika pendidikannya pandai dan menggunakan metode yang cerdas, maka ada harapan masyarakat yang mendapat pengetahuan dari media massa menjadi pandai.
Kalimat mutira tersebut menjadi penutup artikel mengenai Kalimat Jurnalistik kali ini. semoga dapat terus mengktirisi media, dan jangan sampai terprovokasi oleh media-media yang tidak bertanggung jawab. Jadilah pembaca yang cerdas, dan tidak mudah diadu domba.
Salam Kebersamaan dalam Guru Ngapak.
Ini yg paling sering trjd di dunia entertain mas hen, berita byk bgt ditambah" bumbunya dan baru" ini ditmpt saya, masyarakat/warga melaporkan tindakan wartawan karena salah penyampaian berita, akhirnya ia dituntut. bahaya ya tugas seorang jurnalistik/wartawan
ReplyDeleteMungkin ada oknum2 tertentu yang ikut memanfaatkan situasi mbak, maka dari itu sebagai pembaca berota yang baik, harus selalu memandang dari segala sisi, dan tentunya daei berbagai reerensi, agar apa yang kita baca bisa dapat kita simpulkan.
DeleteKalau menurut saya tugas menjadi seorang jurnalis itu cukup berat karena hukuman bagi seorang jurnalis yang salah sedikit saja menulis kata kata yang mana kata kata tersebut membuat orang lain tersinggung dan celakalah buat jurnalis tersebut.
ReplyDeleteMemang benar mbak, namun mereka juga pasti memiliki kode etik jurnalis, jadi sudah menjadi pegangan dan dasar dari para jurnalis dalam mengemban tugas kejurnalistikannya.
DeletePembaca juga sudah semakin pintar dalam menilai sebuah berita, mana berita yang menginspirasi dan yang memprovokasi.
Nah, wartawan yang gak membohongi pembaca baru keren. Pernah tuh aku punya pengalaman apa yang dibiarakan sama apa yang ditayangkan berbeda. Rupanya kata-kataku di cut dan hanya ditampilkan sebagian hingga mengubah makna. Uh, sebal :(
ReplyDeleteBenar sekali mbak, media sebagai penyebar informasi yang bersifat umum, memang harus jeli dan teliti dalam segi publikasi, jangan sampai kasus seperti yang peenah dialami mbak ini terulang lagi, yang menyebabkan inti dari informasi itu menjadi berbeda dari kenyataan, sehingga para pembaca menangkap isi berita tersebut menjadi lain dari apa yang terjadi pada kenyataanya, semoga semakin kritis para pembaca media massa ya mbak.
DeleteSepertinya kalau jadi jurnalis itu butuh konsentrasi yang tinggi dan ketelitian ya mas karena kalau salah satu kalimat saja dapat berdampak pada semua kata yang sudah dirangkai.
ReplyDeleteBenar sekali mas, jangan sampai penafsiran maknanya berbeda karena kurabg telitinya dalam membuat dan mwnyusun kalimat demi kalimat.
DeleteNah, jurnalis online yang mulai menjamur nih mesti banyak belajar. Jangan krn tulisannya gak tercetak jadi kurang diperhatiin ketepatan tulisannya
ReplyDeleteSangat setuju mbak evylia, intinya tulis apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada, jangan karena ada di suatu komunitas atau grup dan partai tertentu, beritanya diputar balikan, tetap harus berdasarkn kode etik penulisan.
ReplyDelete