Sutradara : Renny
Djajoesman | Musik : Dwiki Dharmawan Asisten Sutradara : R. Tono | Art &
Property : Hardiman Radjab | Koreografer : Jefri Andi Usman Pemain : Pandoyo
Adi N – Yuka Mandiri – Farid Ongki – Gandung Bondowoso – Julita Pattikawa –
Hari Patakaki – Didi Hasyim – Adelani Ayu – Tanty Saragih – Faisal Aidid –
Wirman Simago – Agon – Pipien Putri – Tarigan – Susan – Alung – Wawan Cenut –
Hamid – dll Acara ini terselenggara atas kerjasama PKJ-Taman Ismail Marzuki
dengan Teater Yuka.
Sinopsis
Dalam kehidupan
mutakhir dimana manusia dilanda tsunami data dari berbagai sumber, maka
bagaimana kita menentukan kebenaran dan kebaikan? Begitupun hal sebaliknya.
Acuan tentang nilai yang mulia dan luhur pun kian luntur ketika semua merasa
memiliki kebenarannya sendiri atas nama kebebasan ataupun hak asasi manusia.
Dalam situasi inilah beberapa pihak lalu memancing di air keruh, demi kepuasan
dan kepentingan pribadinya. Baik yang bersifat personal, komunal, nasional
bahkan global.
Dalam situasi
inilah, muncul sebuah perkumpulan, Mentalika, di bawah pimpinan Geger Negri
yang mencoba melawan kekuatan-kekuatan asing yang berusaha memancing di air
keruh dibantu oleh para komprador lokalnya. Bersama Marita Baruna, gadis muda
yang penuh semangat dan gairah, keduanya menggerakan anak-anak idealis untuk
menentang kekuatan yang mereka anggap sebagai penjajah dalam wajah baru.
Satu tokoh aneh
muncul dalam gerakan itu, lelaki muda yang bermata picek dan berkaki pincang,
tapi ternyata cerdas dan kuat serta banyak berjasa bagi perjuangan Mentalika.
Tidak ada yang tahu dari mana asal pemuda yang dipanggil Pekcang ini. Tapi
kontribusinya yang luar biasa membuatnya dipercaya oleh banyak anggota
Mentalika, juga oleh sang pemimpin, termasuk Marita. Terjalinlah hubungan
segitiga yang berbalut asmara di antara mereka, memberi bumbu pada perjuangan
idealis kelompok Mentalika.
Persoalan kemudian
semakin rumit karena ada perlawanan dari kaum elit yang merasa posisinya
terancam. Di antaranya muncul pemuda Maruta, anak muda misterius putera seorang
hartawan dan pejabat tinggi yang dianggap pemimpin baru namun tidak bisa
diterka apa orientasinya. Badannya ada di kalangan elit… tapi pikiran dan
hatinya dimiliki para rakyat jelata... Dia sudah dijodohkan pada Marina, putri
sejawat ayahnya, tapi hatinya masing menggantung pada Pertiwi, teman kuliahnya
di negri sebrang. Terjadilah hubungan segitiga juga dalam kelompok kaum elit
ini.
Tanpa siapa pun
menyangka, ternyata Maruta menjalankan peran ganda karena ia pun secara
langsung berpihak pada patriot muda Mentalika, di mana ia jatuh hati sebenarnya
pada gadis yang menjadi pimpinan patriot jelata itu, Marita. Sementara Marita
tidak menyadari bahwa lelaki yang menyedot perhatiannya, tapi picek dan
pincang, si Pekcang itu… ternyata adalah lawannya sendiri: Maruta.
Demkian sinopsis dari teater yang berjudul Pekcang dan Marita. Semoga bermanfaat.
Salam Guru Ngapak.
Salam Guru Ngapak.
0 Response to "Sinopsis Theater Yuka Pekcang dan Marita"
Post a Comment
Terimakasih sudah bersedia berkunjung. Semoga bermanfaat. Silahkan tulis komentar anda di papan komentar. Komentar anda sangat bermanfaat untuk kemajuan artikel-artikel selanjutnya.